11 September 2012

Ngrajang Mbako di Jinggan

Dalam musim tembakau tahun 2012 ini ada beberapa warga yang "Ngrajang Mbako" atau mengolah tembakau dari wujud daun sampai rajangan kecil yang sudah kering siap di jual. Mereka adalah Bp. asmuni, Bp. Sudaryanto dan Bp. Mawardi serta Bp. Muhtarom yang di oleh di des Tegal Joho Bulu. Dalam pengolahannya semua sudah menggunakan mesin rajang yang mekanik atau motor.
Dibawah ini urutan Ngrajang Mbako :
1. Amek Mbako : memetik tembakau di sawah.







 
 2. Ngroweki : seleksi daun tembakau yang bisa digunakan dan yang harus dibuang, dan diikat untuk memudahkan ditata

 
 
 
 
 3. Ngimbu mbakau : menyimpan atau memeram daun tembakau selama 2-3 hari agar matang terlihat kuning.
 
 4. Ngrajang Mbako : memotong-motong daun tembakau yang sudah kuning matang, dengan menggunakan mesin rajang. Biasanya dilakukan pada malam hari.
5. Nggagrak : mencampur daun tembakau yang sudah dirajang agar warnanya serupa dan kadang ditambah gula pasir agar jika kering tidak mudah hancur
 
 6. Nganjang : Daun tembakau yang sudah dirajang dan digagrak di tata di atas rigen/pat dari anyaman bambu. biasanya dilakukan oleh Ibu-ibu.



 7. Meme mbako : menjemur rajangan tembakau yang sudah diatas regen selama satu hari, dan pada tengah hari dibalik agar keringnya merata.
 
 
 
 8. Nggulungi mbako : Rajangan tembakau yang sudah kering disimpan selama satu hari dan pada sore hari menjelang magrib di angin -angin agar tambah kelembaban udara sehingga tembakau tidak hancur ketika di kemas (ayem). Kemudian rajangan tembakau yang sudah agak lembab digulung menjadi gulungan-gulungan kecil yang disebut jamang.



 
9. kenthungan : Setelah tembakau yang digulung disimpan satu malam, pagi harinya di masukkan kedalam keranjang yang disebut kenthungan.


 
 Dan tembakau siap dijual dalam kemasan kranjangan.

Tidak ada komentar: