13 Desember 2009

Sego Megono / Sego Gono (Nasi Megono )

Sego Gono atau nasi Megono banyak dijumapi pada waktu kecil dulu di kampung Jinggan, karena serimg ada acara wiwit atau nubruk. Acara wiwit atau nubruk adalah acara yang diadakan orang yang mau panen padi , dan pelaksanaanya di sawah malam hari menjelang panen, katanya untuk berdoa untuk Dewi Sri agar panen berjalan dengan lancar dan dapat hasil banyak. Adapun perlengkapan yang dibawa, kalau nubruk adalah nasi megono, telur bebek rebus, bunga sesaji dan kemenyan. Kalau wiwit dengan nasi megono, telur bebek, daging kerbau, jajan pasar (buah -buahan , snack) dan kemenyan.
Megono di Jawa Tengah ada dua versi, untuk daerah Pekalongan megono terbuat dari nangka muda, kelapa, dan bumbu dan berupa sayuran. Sedangkan di Temanggung megono berupa nasi yang di masak bareng dengan sayuran ( bisa kobis, mbayung/kacang panjang, buncis), parutan kelapa, teri/rese, salam dan bumbu, sehinggan berupa nasi yang siap santap dengan sayuran didalamnya.
Dalam keseharian nasi megono sudah jarang dibuat, karena acara wiwit dan nubruk sudah jarang dilaksanakan. Kalau pingin nasi megono bisa cari di beberapa tempat, misalkan pasar kliwon Temanggung sebelah Selatan di pagi hari dan di pasar entho parakan di pagi hari.
Atau kalau mau cari yang pasti ada dan tempat yang nyaman dapat ke "OMAH NGOPI" Secang Magelang, yaitu di pertigaan Secang ke arah Semarang kira - kira 800 m di kiri jalan. Disana ditawarkan suasana makan dengan nasi megono, nasi lodeh, gereh ditambah minum kopi klothok, teh tubruk, tahu nbakso goreng dan jadah goreng dengan susana ndeso tempo dulu .
Untuk makan paket makan sak warege atau sepuasnya ditawarkan dengan harga Rp. 7.500 saja, dengan prasmanan di dapur jaman dulu.Sedang untuk teh tubruk dan kopi klothok dengan harga Rp. 5.000 per cangkir, dengan menggunakan cangkir seng lurik jaman dulu.
Karena suasana di dalam rumah makan di setting dengan perlengkapan deso dan jaman dulu, maka kita dapat bernostalgia, karena ditiap meja di beri perlengkapan seperti toples cemilan yang berisi jajanan pothil dan anting, toples berisi gula aren, cangkir berisi gula batu dan toples berisi tembakau dan perlengkapan untuk nglinting dan yang penting semuannya gratis !!!!
Nah kalau mau santai dan bernostalgia jaman dulu, dengan makan nasi gono, disini tempatnya, silahkan mencoba.

08 Desember 2009

Jalan-jalan ke Dieng

HAri selasa 8 Desember 2009 kemarin, saya mengadakan perjalanan ke dataran tinggi Dieng. Rencana mengunjungi teman lama yang sudah 6 tahun tidak bertemu, Sdr Teguh di Ds. Pawuhan Desa Karang Tengah Kec. Batur Kab. Banjarnegara.
Berangkat dari rumah jam 7 pagi, langsung ke Pawuhan jam 9.30. alhamdulillah ketemu Sdr. Teguh. Sdr. Teguh dan rekan-rekan pemuda sedang mengembangkan Desa Wisata di Pawuhan, dengan paket 1 hari meliputi tanam kentang panen kentang, melihat anak dengan rambut gimbal, naik bukit melihar pantai utara jawa dll. Paket 1 hari dengan tarif 50 ribu, makan satu kali.Untuk paket komplit selama 2 hari satu malam biaya 150 ribu meliputi paket desa , ditambah paket ke obyek wisata dieng.

Setelah puas berjumpa dengan sdr Teguh. saya melanjutkan perjalanan ke museum Purbakala Dieng. Dari daerah musium ini kita dapat melihat pemandangan dataran dieng, yang meliputi Bale Kambang ( danau), komplek candi Arjuna dll.
Perjalanan dilanjutkan ke Kawah Sikidang, yang merupakan kawang terbesar di Dieng. Kawang dapat di dekati sampai pinggir kawang dan hanya dibatasi oleh bambu. Kawah mendidih seperti bubur warna abu-abu dengan diameter 6 m. Terlihat hamparan batu pitih dan bau belerang yang agak menyengat. Setelah cukup lama muter-muter dan puas dengan bau belerang, saya meninggalkan komplek kawah, menuju ke parkiran yang luas.
Dan ternyata diparkiran ada penjual gorengan. Merupakan perpaduan yang enak, hawa dingin ditambah gorengan plus teh anget, mantap banget.
Setelah puas dengan gorengan, perjalanan dilanjutkan lagi, rencana mau ke Telaga Warna, tetapi karena cuaca mendung, maka langsung ke komplek candi Arjuna.
Komplek Candi Arjuna merupakan obyek wisata di tengah dataran dieng, berdampingan dengan Balai Kambang dan Gedung Suharto Witlen. Disebur komplek karena terdiri dari beberapa candi, seperti Candi Arjuna, Semar, Sembadra, dll. Pemandangannya sangat bagus, seperti di dalam mangkok ,kita di dalamnya di tengah -tengahnya, kiri kananmya membentang pegunungan yang bagus.
Jadi keindahan dieng tidak dapat dilukiskan, tetapi hanya perlu di datangi dan dinikmati. dan saya siap jadi pemandu wisatanya. Selamat mencoba ..........



Pembangunan TK ABA Kebonsari

TK ABA Kebonsari merupakan salah satu potensi desa dalam memajukan generasinya. Akibat pembangunan Balai Kelurahan Kebonsari rahun 2007 - 2008, posisi TK ABA Kebonsari mulai tidak strategis, karena terjepit antara kantor Kelurahan dan Balai Kelurahan dan praktis tidak mempunyai halaman.
Melihat kondisi tersebut, Pimpinan Ranting Muhammadiyah mempelopori relokasi TK ABA Kebonsari ke Kavling Tawangsari Kebonsarim yang semula akan di kembangkan menjadi Gedung Da'wah.
Dilokasi baru ini, TK ABA akan lebih strategis karena di pinggir jalan Bulu Parakan, juga tanah yang relatif mencukupi. Rencana akan dibuat 2 ruang ukuran 7 X 9 m. Biaya pembangunan diperkirakan 100 juta rupiah, panitia baru berhasil mengumpulkan 40 juta rupiah.
Peletakan batu pertama dilaksanakan hari minggu 29 Nopember 2009 oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Temanggung, Bp. Munadi.